Padaakhirnya setelah wafat, Umar juga dimakamkan di samping makam Rasulullah SAW dan Abu Bakar Ash Shiddiq. Betapa Allah SWT maha membolak-balikkan hati manusia. Berdoa kita kepada Allah SWT agar
Pidatosingkat untuk guru yang Menyentuh Hati. Kepada yang terhormat bapak kepala sekolah, dewan-dewan guru, beserta Staf TU jajarannya, dan teman-teman yang saya sayangi. Marilah bersama-sama mengucapkan syukur kepada Allah subhanahu Wa ta'ala karena nikmat yang Ia berikan kepada kita semua.
CeramahSingkat Tentang Empat Macam Manusia. Kaum muslimin yang Allah Subhanahu wa Ta'ala rahmati, Sesungguhnya kesempurnaan ibadah seorang hamba kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala itu kembali kepada dua perkara yang sangat agung, yakni quwwatul 'ilmiyyah wa quwwatul 'amaliyyah.. Seorang mukmin akan melakukan berbagai bentuk kebaikan, ibadah, dan amal apabila dia memiliki dua landasan
Dalamkitab Az-Zawajir, Ibnu Hajar al-Haitami menceritakan bahwa Imam al-Ghazali pernah ditanya tentang hukum menggunjing non-Muslim. Kemudian Imam al-Ghazali menjawab: هِيَ فِي حَقِّ الْمُسْلِمِ مَحْذُورَةٌ لِثَلَاثِ عِلَلٍ: "Bagi seorang Muslim menggunjing orang kafir dilarang karena tiga
Dalamtubuh, hati merupakan inti dari diri seorang manusia. Dan, Allah Ta'ala sangat memperhatikan kondisi hati setiap hamba-Nya. Hati yang dijaga akan senantiasa memancarkan kekuatan iman, semakin tenang dengan melakukan kebaikan-kebaikan, terutama kala mendengarkan ayat-ayat Allah dikumandangkan. إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ
RkoeOQa. Bismillah...Hai, Sobat Guru Penyemangat, apakah dirimu sedang membutuhkan materi ceramah, kultum, atau tausyiah?Jika iya, agaknya contoh ceramah bertema manusia yang Guru Penyemangat racik berikut ini bisa membantu dan memenuhi saja, manusia itu makhluk yang sempurna karena memiliki akal, nafsu, dan hati, kan? Begitulah. Tapi soal mulia atau tidaknya dikembalikan lagi kepada si insan itu dalam kesempatan kali ini telah menyiapkan naskah ceramah dengan judul Manusia Makhluk Paling teks ceramah tentang manusia makhluk paling mulia ini dilengkapi dengan dokumen PDF dan bisa digunakan untuk tausyiah maupun disimak terlebih dahulu yaTeks Ceramah Tentang Manusia Makhluk Paling MuliaOleh Ozy V. AlandikaAssalamualaikum Warahmatullah WabarakatuhAlhamdulillah, alhamdulilladzi arsala rasulahu bilhuda wa diinil haq. Asyhadu alla ilaha illallah wa asyhadu anna muhammadan abduhu wa sholli wa sallim wa barik ala Muhammad wa ala alihi wasohbihi ajma’ yang dirahmati oleh Allah SWT;Pertama di aatas segalanya marilah kita bersyukur atas kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Kasih lagi Maha Sayang karena senantiasa memberikan nikmat yang tiada berlantunkan salam kita sampaikan kepada Nabiyullah Sayyidina wa Maulana Muhammad SAW. Semoga dengan seringnya bershalawat kita akan mendapat pertolongan beliau di Hari Kiamat nanti. Aamiin Ya hadirin kaum muslimin dan muslimat, pada kesempatan yang mulia ini saya akan menyampaikan ceramah dengan judul “Manusia Makhluk Paling Mulia”.Hadirin rahimakumullah;Mengapa manusia itu disebut makhluk yang mulia?KarenaManusia selaku insan mampu menjadi mercusuar dunia, mampu mengendalikan nafsunya, mampu mengarahkan menjadi kendaraan ibadah dengan tabiatnya yang santun, lembut dipenuhi cinta yang memenuhi penjuru yang tidak suka melihat insan yang terang dan bersinar wajahnya, dibumbui dengan akhlak, moral dan adab yang sejuk dipandang oleh kedua bola dari mulutnya perkataan dengan tata mau’izatul khasanah yang menenangkan. Itulah insan mengapa sekarang ini, begitu banyak manusia yang melanggar kemuliaannya? Melirik wajahnya yang penuh amarah dan arogansi kita takut dan di dekatnya yang penuh dengan su’ul adab, su’ul akhlak, dan su’ul moral kita menjadi perkataannya yang keji, hoaxs, penuh fitnah, dzalim, iri, dengki, hasut, dan mungkar kita menjadi malu dan mereka berpikir?Mari beristigfar. Astagfirullah al Baca Teks Ceramah Tentang Ibu yang Mulai MenuaHadirin rahimakumullah;Dalam Quran, Allah menyebut manusia dengan beragam istilah. Di antaranya adalah bani Adam disebutkan tujuh kali, al-insan sebanyak 65 kali, An-naas sebanyak 241 kali, Al-ins se banyak 18 kali, dan Basyar sebanyak 35 kali.Sejenak kita renungkan beberapa ayat berikutBismillahirrohmanirrohim;وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِيْٓ اٰدَمَ وَحَمَلْنٰهُمْ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنٰهُمْ مِّنَ الطَّيِّبٰتِ وَفَضَّلْنٰهُمْ عَلٰى كَثِيْرٍ مِّمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيْلًاBacaan Latin Walaqod karromnaa banii aadama wahamalnaahum filbarri walbahri warozaqnaahum minatthoiyyibaati wa faddholnaahum alaa katsiirim mimman kholaqnaa Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam, dan Kami angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna. QS Al-Isra ayat surah di atas, manusia di sebut dengan bani adam yang memberi kesan historis dalam konsep manusia, bahwa manusia berasal dari satu sumber dan satu darah, walaupun mereka tersebar dalam berbagai warna kulit, ras dan خَلَقۡنَا ٱلۡإِنسَٰنَ فِيٓ أَحۡسَنِ تَقۡوِيمٖBacaan Latin Laqod kholaqnal insaana fii ahsani sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. QS At-Tiin ayat 4Dan pada surah di atas, manusia di sebut rahimakumullah;Menurut salah seorang ulama Mesir yang bernama Muhammad bin Mukrim bin Ali Abu al-Fadhl Jamaluddin Ibnu Manzhur al-Anshari ar-Ruwaifi'i al-Afriqi, atau yang dikenal dengan Ibnu Manzhur, dalam kitabnya Mu'jam Lisan al-'Arab fi al-Lughah menyatakan bahwa kata إنسان Insân diambil dari tiga akar kata, yaitu; أَنَسَ anasa, أَنَّسَ annasa serta نَسِيَ nasiya.Kata أَنَسَ anasa memiliki arti أَبْصَرَ abshara, عَلِمَ alima, إِسْتَاذَنَ istȃdzana. Kata أَبْصَرَ abshara berarti melihat, bernalar, berpikir. Dengannya manusia dapat mengambil pelajaran dari apa yang mereka عَلِمَ alima berarti mengetahui atau berilmu. Dengan ilmunya manusia dapat membedakan suatu perkara apakah itu benar atau kata إِسْتَاذَنَ istȃdzana memiliki arti meminta izin. Manusia merupakan makhluk yang beradab yang kadang meminta izin ketika akan melakukan sesuatu atau menggunakan sesuatu yang bukan pembedahan kata ini, al-Insân dapat diartikan sebagai makhluk yang mempunyai kemampuan untuk menalar, makhluk yang berilmu serta makhluk yang bagaimana dengan manusia yang diciptakan ia buta, ia cacat secara fisik, apakah ia tidak sempurna? أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ Bacaan latin Innallaha laa yanzuru ilaa suwaarikum wa amwaalikum walakin yanzuru ilaa quluubikum wa a’ Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk rupa dan harta kalian. Akan tetapi, Allah hanyalah melihat pada hati dan amalan kalian.” HR. Muslim no. 2564.Sungguh, manusia itu sempurna, dari detail proses penciptaannya, hatinya, mentalnya, hingga wal hadirat, ikhwan wa akhwat, ummi wal abi rahimakumullah...Kata insan sejatinya lebih mengacu pada peningkatan manusia ke derajat yang dapat memberinya potensi dan kemampuan untuk memangku jabatan khalifah dan memikul tanggung jawab serta amanat manusia di muka khalifah manusia dibekali dengan berbagai potensi seperti ilmu, persepsi, akal, dan nurani. Pertanyaannya adalahApakah khalifah di negeri kita sama dengan pengertian insan?Apakah pemangku amanat di negeri kita sama dengan pengertian insan?Dan apakah kita telah memanfaatkan ilmu, akal, dan nurani kita sebagai seorang insan? Hadirin rahimakumullah ganti sesuai seleraSekarang renungkanlah, bermuhasabalah, introspeksi dirilah, serta bayangkanlah jika kita menjadi seorang petani dari kita menanam sayuran, memberinya pupuk, memberinya kayu penopang agar berdiri tegak, menjaganya dengan pestisida, insektisida, menjauhkannya dari benalu, dari bakteri, jamur, rumput liar, ilalang, ya kan?Itu semua kita lakukan untuk apa?Masya Allah, agar sayuran itu lahir sebagai sayuran yang sempurna. Dan sekarang, dengan ucapan istighfar, Astagfirullah al adzim, ayok kira renungkan, bayangkan, dan camkan diri perlu lihat orang lain, tidak usah lihat orang di samping kita, langsung lihat diri dan hati kita. Kemudian tanyakan kepada hati sudahkah kita menanam diri dan hati kita dengan iman, ihsan dan taqwa?Sudahkah kita memupuk diri kita dengan ilmu, akidah, syariat, Al-Qur’an dan hadis? Sudahkah kita jaga hati dan diri kita dengan akhlak nabi MUHAMMAD SAW, Allahumma sholi ala Sayyidina Muhammad, wa ala ali Sayyidina Muhammad, sudahkan kita menjauhkan diri dan hati kita dari perbuatan syeitan, su’ul, keji dan munkar? Beranikah kita katakan sudah dengan kencang? Beranikah kita katakan sudah dengan lantang?Astagfirullah al adzim. Sungguh hina diri kita, yang bertabur banyak dosa ini. Malu kita sebagai hamba yang diciptakan secara “ahsani taqwim”, jika tidak memuliakan diri kita rahimakumullah;Ada beberapa cara yang bisa ditempuh agar menjadi makhluk yang paling mulia 1. Beriman, bertaqwa dan beramal Sholeh di waktu mudaSejenak kita renungkan ayat berikutQS Al-Hujurat ayat 13إِنَّ أَكۡرَمَكُمۡ عِندَ ٱللَّهِ أَتۡقَىٰكُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٞBacaan Latin Inna akromakum indallaahi atqookum, innallaaha aliimun khobiir.“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” QS. Al-Hujurat [49]13Singkatnya adalah memuliakan diri dihadapan Allah SWT. Caranya bagaimana? Yuqimonassholat Mendirikan sholat, wa atuzzakat membayar zakat, amanu beriman, amilussholihat beramal saleh, qolilam minal lail ma yahja’un sedikit tidur di waktu malam, yastaghfirun selallu memohon ampun kepada Allah. Semua ini adalah untukفَٱدۡخُلِي فِي عِبَٰدِي وَٱدۡخُلِي جَنَّتِي Bacaan Latin Fadkhulii fii ibaadii, wadkhulii untuk masuk ke surganya Allah. Aaamiin Ya rabbal rahimakumullah;2. Menjadi perantara penyebar pesan ilahiApakah manusia itu mulia jika jadi presiden? Apakah manusia itu mulia jika jadi raja? Jadi Bupati? Jadi Gubernur? Jadi orang paling kaya? Jadi Ilmuan dunia? Belum tentu!Ulama besar Abdullah Ibnul Mubarak dalam kitab Tahzibul Kamal mengatakan“Aku tidak mengetahui sebuah derajat yang lebih utama setelah para nabi dibandingkan menyebarkan ilmu”. Maka berbahagialah, bergembiralah, bersyukulah hai para ulama, ustadz, pendakwah, para penyebar ilmu. Termasuk orang yang paling utama setelah rasul. Karena dengan ilmu yang di sebarkan, manusia tahu yang haq mana yang batil, mana jalan ke surga, mana jalan ke menyebarkan ilmu tidak mesti menunggu jadi ulama, tidak mesti jadi ustad, tapi bisa dengan share ilmu. Bukan share status di facebook saja, bukan share snap di wa saja, bukan pula share reels di instagram perlu diingat, untuk menyebarkan ilmu kita harus periksa ilmu itu, apakah shahih dan haq ilmunya, atau malah berisi kemungkaran dan hoaxs. Sudah cukuplah fitnah dunia ini menyebar dengan semestinya selektif dalam mencari ilmu, dan jangan sungkan untuk bertanya kepada yang ahli dan yang alim. Bukan alim ahli YouTube tapi alim karena ilmunya inilah kita disebut khalifah, yaitu sebagai perantara dari ajaran-ajaran Allah demi tersampainya rahmat Allah, Rabb semesta rahimakumullah;3. Mengendalikan hawa nafsunyaTanpa disadari, adanya potensi takwa dalam diri manusia, dapat membuat mereka lebih mulia dari makhluk yang telah diciptakan Allah sebelum mereka, yaitu keberadaan nafsu juga dapat membuat mereka lebih hina atau rendah dari hewan. Sebab, hewan memang di ciptakan Allah dengan nafsu karena itulah, sembari disuruh memperbanyak amal kebaikan, manusia juga diperintahkan Allah untuk berjuang menekan hawa nafsu dengan cara itulah manusia mampu meraih predikat makhluk paling mulia di sisi Allah bagian dari ujian Allah SWT, setiap jiwa manusia cenderung untuk berbuat dosa dan maksiat. Jika manusia dihadapkan pada pilihan yang baik atau pilihan yang buruk, ia lebih tertarik melakukan pilihan yang jika ada pilihan, bekerja keras ataupun istirahat, pilihan istirahat lebih ada pilihan, shalat Tahajud atau istirahat, jiwa manusia cenderung memilih istirahat. jika ada pilihan belajar atau main game, lebih pilih main ini sesuai dengan penegasan Kalam Allah; إِنَّ ٱلنَّفۡسَ لَأَمَّارَةُۢ بِٱلسُّوٓءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّيٓۚ إِنَّ رَبِّي غَفُورٞ رَّحِيمٞYang artinya, "Karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh pada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang." QS Yusuf 53.Hadirin rahimakumullah;Waktu yang berlalu biarlah berlalu, karena sedetik pun kita tidak bisa kembali di masa baik pula jika kita hanya bergumam dengan penyesalan masa kita tatap waktu yang singkat ini untuk mendekatkan diri kepada Allah. Datanglah ke masjid dalam keadaan terbangun, sebelum kita didatangkan dalam keadaan ini kita di atas tanah, mungkin esok atau malah sebentar lagi, tanah yang di atas syahdan menimpa kebaikan meskipun kamu anggap itu kecil, sebab kita tidak tahu kebaikan mana yang akan mengantarkan kita ke ceramah yang bisa saya sampaikan pada kesempatan kali ini. Mohon maaf atas khilaf dan salah, dan kepada Allah mari bersama kita memohon Warahmatullah Wabarakatuh***Download Teks Ceramah Manusia Makhluk Paling Mulia PDFO ya, setelah menyimak naskah ceramah di atas, barangkali Sobat Guru Penyemangat ingin memiliki dokumennya untuk keperluan materi tausyiah atau bisa pula khutbah Jumat dan kultum, kan?Beruntung sekali di sini Guru Penyemangat telah menyiapkan link unduhan dokumen PDF ceramah tentang manusia makhluk yang paling klik tomboh download untuk mendapatkan file dokumennya secara Ceramah Manusia Makhluk Paling Mulia PDF***Demikianlah tadi sajian Guru Penyemangat tentang ceramah bertema Manusia Makhluk Paling Mulia yang dilengkapi dengan link unduhan dokumen bermanfaat,
By Selasa, 07 Januari 2020 pukul 241 pmTerakhir diperbaharui Selasa, 07 Januari 2020 pukul 241 pmTautan Berdzikir Adalah Kehidupan Untuk Hati Manusia adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Kifayatul Muta’abbid wa Tuhfatul Mutazahhid. Pembahasan ini disampaikan oleh Syaikh Prof. Dr. Abdurrazzaq bin Abdil Muhsin Al-Abbad Al-Badr pada 19 Rabbi’ul Tsani 1441 H / 16 Desember 2019 M. Pembahasan halaman 238 pada kitab Kifayatul Muta’abbid wa Tuhfatul Mutazahhid. Penerjemah Ustadz Iqbal Gunawan, Download mp3 kajian sebelumnya Doa Yang Dibaca Setiap Hari dan Keutamaan Bertasbih Kajian Islam Ilmiah Tentang Berdzikir Adalah Kehidupan Untuk Hati Manusia Sahabat Abu Musa Al-Asy’ari Rahimaullah meriwayatkan bahwasannya Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda مَثَلُ الَّذِي يَذْكُرُ الله وَالَّذِي لَا يَذْكُرُهُ، مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ “Perumpamaan orang yang berdzikir mengingat Allah dan orang yang tidak berdzikir seperti orang hidup dan orang mati.” HR. Bukhari dan Muslim Penjelasan Syaikh Syaikh Prof. Dr. Abdurrazzaq bin Abdil Muhsin Al-Abbad Al-Badr Dalam hadits ini disebutkan keutamaan berdzikir, keutamaan selalu menjaga ibadah ini dan keutamaan untuk terus menerus berdzikir kepada Allah Azza wa Jalla. Dan bahwasannya berdzikir ini adalah kehidupan untuk hati-hati manusia. Dan semakin banyak seorang hamba berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka akan semakin baik kualitas kehidupan hatinya. Oleh karena itu Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah pernah mengatakan الذكر للقلب مثل الماء للسمك، فكيف يكون حال السمك إذا فارق الماء “Kebutuhan hati untuk berdzikir seperti kebutuhan ikan kepada air, bagaimana kondisi ikan apabila dipisahkan dari air?” Maka hidupnya hati yang mana tidaklah hati diciptakan kecuali untuk menegakkan dzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, untuk mentauhidkan Allah, mengagungkan Allah Azza wa Jalla. Ini adalah hakikat kehidupan yang sebenarnya untuk hati seorang hamba. Dan hadits ini tertera dengan dua lafadz, salah satu diantaranya مَثَلُ الَّذِي يَذْكُرُ الله وَالَّذِي لاَ يَذْكُرُ رَبَّهُ، مَثَلُ الحَيِّ وَالمَيِّتِ “Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Allah dan orang yang tidak berdzikir kepada Allah seperti perumpamaan orang yang hidup dan orang yang mati.” HR. Bukhari Adapun lafadz yang lain مثل البيت الذي يذكر الله فيه، والبيت الذي لا يذكر الله فيه، مثل الحي والميت “Perumpamaan rumah yang dibacakan di dalamnya dzikir kepada Allah dan rumah yang tidak dibacakan di dalamnya dzikir kepada Allah seperti orang mati dan orang hidup.” HR. Muslim Dan dua lafadz ini memberikan faedah bahwasanya dzikir ini sangat penting sekali untuk dilakukan di rumah-rumah kita. Dan rumah-rumah orang yang tidak berdzikir kepada Allah, maka rumah-rumah mereka seperti kuburan. Dan orang yang tidak berdzikir kepada Allah di rumahnya, seakan-akan rumahnya itu seperti kuburan. Dan hati yang tidak berzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka dadanya seperti kuburan untuk hatinya. Berkata Ibnul Qayyim Rahimahullah فجعل بيت الذاكر بمنزلة بيت الحي، و بيت الغافل بمنزلة بيت الميت، وهو القبر “Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam menjadikan rumah orang yang berdzikir kedudukannya seperti rumah orang yang hidup, adapun rumah orang yang lalai dari berdzikir maka kedudukannya seperti rumah orang yang sudah mati atau kuburan.” Dalam lafadz yang pertama, dijadikan orang yang berdzikir seperti orang yang hidup dan orang yang lalai dari berdzikir seperti orang yang mati. Maka dua lafadz ini mengandung makna bahwasanya hati orang yang berdzikir seperti orang yang hidup di rumah orang-orang yang hidup. Adapun orang yang lalai dari berdzikir seperti orang yang mati di rumah orang-orang mati, yaitu kuburan. Dan tentu saja tidak diragukan lagi jasad orang-orang yang lalai adalah kuburan untuk hati-hati mereka. Dan hati-hati mereka di dalam badan mereka seperti hati-hati yang mati. Maka kesimpulannya, seorang hamba seyogyanya selalu bersemangat untuk berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala bahkan memperbanyak dzikir kepada Allah Azza wa Jalla sebagaimana perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam FirmanNya يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّـهَ ذِكْرًا كَثِيرًا ﴿٤١﴾ وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا ﴿٤٢﴾ “Wahai orang-orang yang beriman, berdzikirlah kepada Allah dengan dzikir yang banyak dan bertasbihlah di waktu pagi dan di waktu sore.” QS. Al-Ahzab[33] 41-42 Juga firman Allah Azza wa Jalla وَالذَّاكِرِينَ اللَّـهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّـهُ لَهُم مَّغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا ﴿٣٥﴾ “Dan laki-laki yang banyak berzikir kepada Allah juga perempuan, Allah menyiapkan untuk mereka ampunan dan pahala yang agung.” QS. Al-Ahzab[33] 35 Downlod MP3 Ceramah Agama Tentang Berdzikir Adalah Kehidupan Untuk Hati Manusia Podcast Play in new window DownloadSubscribe RSS Jangan lupa untuk turut menyebarkan link download kajian ini di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi yang lain. Barakallahu fiikum.. Dapatkan informasi dari Radio Rodja 756 AM, melalui Telegram Dapatkan informasi dari Rodja TV, melalui Facebook
Contoh Ceramah Ramadhan Singkat dan Menyentuh HatiKhutbahDalam kesempatan kali ini saya akan berbicara tentang imsak, tentang menahan diri, yang merupakan salah satu sisi dari Puasa di Bulan manusia ini, mengaktifkan imsak-nya dalam kehidupan, tidak akan ada perkelahian, tidak ada orang yang sombong maupun kecil menjadi takut, menjadi minder, karena manusia banyak yang tidak mau melakukan “imsak”.Mari kita telaah ayat al-quran yang berbicara tentang penciptaan manusia“وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ” 30Artinya Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” QS Al-Baqarah 30Jadi, Allah sudah tahu bahwasannya nanti dunia ini perlu ada khalifah. Ya khalifah itu adalah manusia. Yang menjadi pemimpin yang memakmurkan kehidupan berkata, “Kurang apa pengabdian kami, kurang apa puja-puji kami, Ya Allah… Nusabbihu bihamdika wa nuqaddisu lak, mengapa harus ada khalifah lagi?”Allah mempertegas, innii a’lamau maa laa ta’lamuun. Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kalian perbedaan antara manusia dengan hewan, dengan tumbuh-tumbuhan, dengan alam semesta; langit, bumi, laut, sungai, danau. Ada perbedaan. “Kamu tidak tahu, wahai malaikat.”Di mana perbedaannya? Wa allamal aadama asmaa’a kullaha. Ini makhluk yang bisa diajar. Sedangkan malaikat tidak diajar. Malaikat itu ya’maluuna ma yu’maruun, menjalankan apa yang manusia yang sombong, pinter, kaya, sering kali takabbur dengan kelebihannya. Padahal mereka memiliki yang memiliki harta, tahta, berita, senjata, kereta, dan ta ta lainnya, sombong. Seakan itu yang membuat mereka jaya. itu dibuat lemah. Dan malaikat tahu melihat penciptaan manusia, malaikat tahu bahwa ini adalah mahluk yang tidak betah dengan ujian; khalqun la akhirnya malaikat menyerah, dengan menyadari bahwa ia tidak mengetahui apa yang Allah malaikat diminta menonton betapa keunggulan manusia, bisa diuji dan lulus dalam diminta untuk sujudLalu malaikat diminta untuk sujud. Wa idz qulnaa lil malaaikatisjuduu liaadama fasajaduu, Malaikat taat, nurut, tahu diri. Malaikat tahu diri bahwa derajatnya lebih rendah dari banyak manusia yang tidak tahu diri, akhirnya ia tidak mau merendah diri. Disuruh sujud, tidak mau. Disuruh nurut, tidak mau. Itu penyakit iblis. Fasajaduu illa sebabnya iblis tidak mau sujud? Abaa iblis mengatakan “Apa? Sorry deh. Saya kok disuruh sujud.” Iblis berkata Khalaqtanii min naariin, wa khalaqtahu min tiin. “Saya kan diciptakan dari api, sedangkan manusia dari tanah”Maka, takabbur dan abaa ini termasuk sifat-sifat orang orang kafir itu apa? Dia tidak mengakui ketuhanan Allah SWT. Dia dibuat hidup, dikasih nyawa, tapi tidak kalau ada orang ber-takabbur, maka dia orang yang terkena penyakit menyadari bahwasanya manusia adalah makhluk spesial yang diciptakan oleh Allah, maka ada baiknya jika senantiasa melaksanakan apa yang telah diperintahkan oleh-Nya dan menjauhi apa yang dilarang Allah agar senantiasa menjadi hamba-hamba yang berbakti dan bersyukur.
Berikut pembahasan Ceramah Tentang Hati Manusia Hati Yang Bersih yang disampaikan Syaikh Shalih bin Abdul Aziz As-Sindi Hafidzahullahu Ta’ala. Mukaddimah Ceramah Tentang Hati Manusia Hati Yang BersihApa itu hakikat hati yang bersih?Video kajian Ceramah Tentang Hati Manusia Hati Yang Bersih Bismillahirrahmanirrahim.. Segala puji kita panjatkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, kita memohon pertolongan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan meminta petunjuk dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan kita berlindung kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dari keburukan-keburukan amal kita dan dari kejahatan jiwa kita. Sesungguhnya barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka tidak ada yang akan bisa menyesatkannya. Dan barangsiapa yang disesatkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka tidak ada yang bisa memberi petunjuk kepadanya. Kita bersaksi bahwasanya tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan kita bersaksi bahwasanya Muhammad adalah utusan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Semoga shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada beliau dan juga kepada para Sahabat dan keluarga beliau. Ketahuilah para hadirin yang dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala, Sesungguhnya yang menjadi patokan dalam syariat adalah apa yang ada di dalam hati. Dan bahwasanya keselamatan di hari akhirat kelak tergantung kepada apa yang ada di hati manusia. Jika seseorang memiliki hati yang bersih, maka dia akan selamat pada hari kiamat kelak. Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menjelaskan hal ini dalam Al-Qur’an, bahwasanya yang selamat pada hari kiamat kelak adalah yang memiliki hati yang bersih. Allah berfirman يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ ﴿٨٨﴾ إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّـهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ “yaitu dihari harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih,” QS. Asy-Syu’ara[26] 88-89 Jika kita telah mengetahui bahwasanya keselamatan adalah dengan hati yang bersih, dan jika kita ingin selamat, maka tidak ada jalan lain kecuali kita harus berusaha membersihkan hati kita. Kaum Muslimin yang dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala, majelis kita pada kesempatan kali ini, kita berharap Allah memberikan ganjaran bagi yang berbicara demikian juga bagi para hadirin sekalian. Kita ingin menjelaskan tentang sifat-sifat hati yang bersih. Harapan kita, jika kita sudah tahu isi hati yang bersih, kita bisa meraih derajat yang lebih mulia dengan membersihkan hati kita. Para hadirin yang dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala, Sesungguhnya kedudukan hati di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala sangatlah agung. Dan seorang yang ingin dan berharap untuk bisa selamat jiwanya di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka hendaknya dia benar-benar memperhatikan kondisi hatinya. Dalam Shahih Muslim, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam pernah bersabda إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ “Sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk rupa dan harta kalian. Akan tetapi, Allah hanyalah melihat pada hati dan amalan kalian.” HR. Muslim 2564 Dan tidak ada yang samar bagi Allah, tidak ada yang tertutup di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah melihat seluruhnya. Akan tetapi makna dari hadits ini yaitu yang menjadi patokan, yang dilihat oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang dari penglihatan tersebut seseorang memperoleh ganjaran atau hukuman atau adzab adalah penglihatan Allah terhadap apa yang ada di hatinya. Ini yang menjadi patokan utama. Oleh karenanya, amal menjadi baik atau menjadi rusak tergantung apa yang ada di dalam hati. Karenanya para hadirin yang dirahmati oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam telah mengingatkan hal ini dengan sabdanya أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ “Ketahuilah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati” HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599. Dan jika kita telah mengetahui bahwasanya perkaranya begitu luar biasa berkaitan dengan hati, maka hendaknya setiap kita selalu memperhatikan kondisi hatinya. Kenapa? Karena hati mudah terpengaruh, dengan sedikit pengaruh pun bisa berubah dengan begitu cepat berubah. Dan kondisi hati seperti kondisi baju atau seperti kondisi tisu yang putih, mudah sekali terkena kotoran. Dan kalau terkena kotoran sedikit ia mudah sekali terkotori. Oleh karenaya tatkala kita mengetahui kondisi hati yang mudah berubah, mudah terpengaruh, maka kita benar-benar memperhatikan kondisi hati kita setiap saat. Karenanya diantara yang dipanjatkan oleh Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam dengan do’a yang panjang yang Nabi buka dengan do’anya رَبِّ أَعِنِّي وَلَا تُعِنْ عَلَيَّ “Ya Allah tolonglah aku dan jangan Engkau tolong orang untuk mengalahkan aku.” Lalu diakhir do’a tersebut kata Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam وَاسْلُلْ سَخِيمَةَ قَلْبِي “Ya Allah, cabutlah kotoran hatiku” Yaitu, “Ya Allah, keluarkan kotoran yang ada di dalam relung hatiku.” Yang disebut dengan سَخِيمَةَ, asalnya adalah warna hitam yang terdapat dalam bagian hati yang paling dalam. Seakan-akan karena seringnya kelalaian yang datang menerpa hati berturut-turut tiada berhenti, maka mulailah menghitam hati kita, menghitam dan menghitam. Oleh karenanya Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam berdo’a kepada Allah dengan do’a ini. Padahal ini yang berdo’a adalah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Yang kita tahu bahwasanya hati beliau adalah hati yang terbersih, hati yang paling suci, itu pun Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam berdo’a dengan do’a agar Allah menghilangkan kotoran hati beliau. Bagaimana lagi dengan kita? Oleh karenanya ini perkara yang sangat penting tatkala kita tahu bahwa hati kita sangat mudah terpengaruh dengan kotoran, dengan hal yang merusaknya, maka kita harus benar-benar memperhatikan hati kita. Para hadirin yang dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala, Hati yang bersih yang dimiliki oleh seorang, itulah yang menyelamatkan dia pada hari kiamat kelak. Hari dimana Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ ﴿٨٨﴾ إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّـهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ “yaitu dihari harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih,” QS. Asy-Syu’ara[26] 88-89 Hati yang bersih adalah adalah hati yang dimiliki oleh para Nabi, para Rasul, dan juga orang-orang shalih setelah mereka. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang Nabi Ibrahim Alaihissalam وَإِنَّ مِن شِيعَتِهِ لَإِبْرَاهِيمَ ﴿٨٣﴾ إِذْ جَاءَ رَبَّهُ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ ﴿٨٤﴾ “Dan sesungguhnya Ibrahim benar-benar termasuk golongannya Nuh. lngatlah ketika ia datang kepada Rabbnya dengan hati yang bersih” QS. Ash-Shaffat[37] 83-84 Maka orang-orang shalih, mereka adalah orang-orang yang memiliki hati yang bersih. Tatkala hati mereka bersih di dunia, maka merekapun selamat di akhirat. Akan tetapi, wahai hamba Allah jika engkau bertemu dengan Allah ternyata hatimu tidak bersih, ternyata hatimu kotor, maka berhati-hatilah. Bagaimana engkau akan meraih keselamatan? Ketahuilah bahwasanya apa yang kamu kumpulkan di dunia ini; hartamu, anak-anakmu, perdaganganmu, segala yang engkau miliki tidak akan bermanfaat pada hari kiamat kelak jika ternyata kau datang kepada Allah dengan membawa hati yang tidak bersih. Tahukah bagaimana engkau akan keluar dari dunia ini? Engkau akan keluar dari di dunia ini dengan kondisi yang sangat mengenaskan. Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam menjelaskan tentang sifat orang-orang yang dibangkitkan oleh Allah pada hari kiamat kelak يُحْشَرُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حُفَاةً عُرَاةً غُرْلاً “Manusia akan dikumpulkan pada hari Kiamat dalam keadaan tidak beralas kaki, tidak berpakaian dan belum dikhitan.” Hadits shahih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 5102 dari Aisyah Radhiyallahu anha. Jangankan kemewahan, jangankan mobil, jangankan dunia, kamu saja tidak punya sendal pada hari tersebut. Jangankan perhiasan dunia, bajumu saja kau tidak punya pada hari tersebut. Kau tidak akan keluar dengan memakai baju, keluar dalam kondisi tidak berpakaian. Demikian juga dalam kondisi belum disunat, akan dikembalikan kondisi ini oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman وَلَقَدْ جِئْتُمُونَا فُرَادَىٰ كَمَا خَلَقْنَاكُمْ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَتَرَكْتُم مَّا خَوَّلْنَاكُمْ وَرَاءَ ظُهُورِكُمْ “Kalian akan datang kepada Kami bersendirian-bersendirian sebagaimana Kami ciptakan kalian sebelumnya yang tadinya sudah disunat kembali lagi dalam kondisi belum disunat Dan seluruh yang pernah Kami berikan kepada kalian tatkala di dunia kalian akan tinggalkan” QS. Al-An’am[6] 94 Para hadirin yang dirahmati oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, Yang menjadi perhatian Allah pada hari kiamat kelak adalah amalanmu, bagaimana hatimu. Kata Allah Subhanahu wa Ta’ala, “Yang selamat pada hari tersebut adalah yang bertemu dengan Allah dengan membawa hati yang bersih.” Oleh karenanya ayat ini selalu kita ingat-ingat. يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ ﴿٨٨﴾ إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّـهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ “yaitu dihari harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih,” QS. Asy-Syu’ara[26] 88-89 Seluruh harta yang kita kumpulkan tidak bermanfaat, anak-anak yang kita banggakan tidak akan bermanfaat. Kecuali yang bertemu dengan Allah dengan hati yang bersih. Jadikan ayat tersebut selalu di hadapan mata kita agar kita senantiasa memperhatikan hati kita. Karena di dunia ini banyak sekali perkara yang menggiurkan, banyak sekali perkara yang melalaikan, sehingga kita lupa seakan-akan kita tidak akan bertemu dengan Allah, kita lupa bahwasannya dunia yang kita kumpulkan ini akan kita tinggalkan seluruhnya, kita lupa bahwasanya kita akan mati dan dibangkitkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka selalu jadikan ayat ini di hadapan mata kita. يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ ﴿٨٨﴾ إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّـهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ yaitu dihari harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih,” QS. Asy-Syu’ara[26] 88-89 Para hadirin yang dirahmati oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, Sebagian orang bertanya kepada yang lainnya, “Sesungguhnya apa tujuanmu hidup dalam kehidupan ini, apa cita-citamu?” Tentunya cita-cita atau tujuan adalah perkara yang besar yang setiap orang berusaha untuk meraihnya dalam kehidupan ini. Adapun orang-orang yang memiliki akal yang rendah, maka cita-cita mereka hanya terbatas pada dunia yang sangat rendah. Yang dunia tersebut tidaklah bernilai di sisi Allah kecuali seperti sayap seekor nyamuk. Sayap seekor nyamuk, berapa dijual? Kalau seandainya saya memiliki sayap nyamuk, kalian ingin beli sayap nyamuk dariku beberapa? Sangat tidak bernilai. Orang-orang yang akalnya rendah, maka demikianlah tujuan mereka, cita-cita mereka hanyalah untuk murni perkara dunia. Tujuannya adalah bagaimana bisa meraih harta yang banyak, saya ingin meraih gelar yang tinggi supaya bisa menghasilkan uang yang banyak, saya ingin bisa mendapatkan kekayaan sebanyak-banyaknya, itulah cita-cita mereka. Akan tetapi orang-orang memiliki hati yang bersih, memiliki akal yang besar, maka cita-cita mereka adalah perkara yang lain. Mereka ingin bisa mencapai apa yang telah dicapai oleh Ibrahim Alaihissalam. Sungguh Ibrahim Telah bertemu dengan Rabbnya dengan membawa hati yang bersih. Maka mereka ingin pula bertemu dengan Rabb mereka dengan membawa hati yang bersih. Inilah tujuan yang termulia, inilah tujuan yang tertinggi. Maka hendaknya setiap kita bertanya dalam dirinya dan menjadikan cita-cita kehidupannya bagaimana saya bisa bertemu dengan Rabb saya dengan membawa hati yang bersih? Ibrahim Alaihissalam adalah teladan kita. Bahkan Ibrahim Alaihissalam adalah teladan bagi Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam. ثُمَّ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ أَنِ اتَّبِعْ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا “Kemudian kami wahyukan kepada engkau wahai Muhammad, ikutlah agama Ibrahim yang lurus.” QS. An-Nahl[16] 123 Maka Ibrahim Alaihissalam adalah qudwah panutan bagi Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, bagi para Nabi. Ibrahim Alaihissalam telah bertemu dengan Rabbnya dengan hati yang bersih. Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam telah bertemu dengan Rabbnya dengan hati yang bersih, para Sahabat telah bertemu dengan Rabb mereka dengan hati yang bersih, para syuhada telah bertemu dengan Rabb mereka dengan hati yang bersih, para shalihun telah bertemu dengan Rabb mereka dengan hati yang bersih. Sekarang pertanyaannya adalah bagaimana dengan kita? Bagaimana kita bisa bertemu dengan Rabb kita dengan hati yang bersih? Jadikanlah ini sebagai cita-cita kehidupan kita. Hadirin yang dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala, Bahwasanya hendaknya kita menjadikan cita-cita kehidupan kita sejak saat ini, kita berusaha bertemu dengan Rabb kita dengan membawa hati yang bersih. Bukanlah maksud dari pembahasan kita yaitu kita berpaling dari dunia, tidak. Bukan maksudnya kita menghindari dunia. Tapi jangan jadikan dunia sebagai nomor satu. Yang menjadi nomor satu harusnya bagaimana kita bertemu dengan Allah dengan hati yang bersih. Tempatkan dunia pada tempatnya, jadikanlah dunia nomor dua, tapi yang selalu di hadapan mata kita, yang selalu menjadi cita-cita kita adalah bagaimana bertemu dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan hati yang bersih. Apa itu hakikat hati yang bersih? Apa itu hakikat hati yang bersih? Yang dengan hati yang bersih ini maka kita akan selamat di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hati yang bersih adalah hati yang padanya terdapat lima sifat. Maka barangsiapa yang memperoleh sifat tersebut, ia dapati di dalam hatinya lima sifat tersebut, maka hendaknya dia bergembira. Berarti dia telah memiliki hati yang yang bersih. Lima sifat tersebut, yaitu hati yang tunduk kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, hati yang tunduk kepada perintah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, hati yang pasrah dengan takdir Allah Subhanahu wa Ta’ala, hati yang selamat dari seluruh perkara yang memutuskan dia dari mengingat Allah Subhanahu wa Ta’ala, hati yang dia berdamai, mencintai wali-wali Allah Subhanahu wa Ta’ala dan memusuhi musuh-musuh Allah Subhanahu wa Ta’ala Barangsiapa yang memiliki lima sifat ini dalam hatinya, maka dia memiliki hati yang bersih. Maka pasang hati baik-baik untuk mendengar penjelasan tentang lima sifat hati yang bersih ini. Selanjutnya 1 Hati yang tunduk kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala Video kajian Ceramah Tentang Hati Manusia Hati Yang Bersih Video Tabligh Akbar “Hati yang Bersih” Sholih bin Abdil Aziz Sindi Mari turut menyebarkan catatan kajian “Ceramah Tentang Hati Manusia Hati Yang Bersih” ini di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi kita semua. Barakallahu fiikum..
Tulisan tentang “Cara Menghilangkan Sakit Hati” ini adalah catatan faedah dari ceramah singkat yang dibawakan oleh Ustadz Ammi Baits Hafidzahullahu Ta’ala. Transkrip Ceramah Singkat Tentang Cara Menghilangkan Sakit HatiCara mengobati sakit hati1. Menjaga kekuatan hati2. Perlindungan dari sumber penyakit yang baru3. Membersihkan dari unsur-unsur yang membuat hati sakitVideo Ceramah Singkat Cara Menghilangkan Sakit Hati Transkrip Ceramah Singkat Tentang Cara Menghilangkan Sakit Hati Pemirsa yang berbahagia, tentu saja ita pernah sakit dan pernah berobat ke dokter. Kira-kira kalau kita perhatikan dokter akan memberikan tiga saran/tahapan untuk mengobati sakit yang kita derita. Saya gambarkan di sini ada sebuah segitiga, sebut saja segitiga kesehatan. Dokter ketika mengobati kita, saran pertama yang akan diberikan adalah menjaga kesehatan/kekuatan fisik. Dokter akan sarankan banyak istirahat, jangan banyak pikiran, makan-makanan yang bergizi, dan kadang tidak lupa dokter memberikan kita multivitamin. Kemudian tahapan yang ke-2, dokter akan menyarankan kita beberapa pantangan. Sakit seperti ini tidak boleh makan A, tidak boleh makan B, tidak boleh melakukan aktivitas seperti ini dan seterusnya. Kemudian tahapan yang ketiga barulah dokter memberikan obat untuk sakit yang kita derita. Dokter akan memberikan antibiotik atau anti radang atau anti-anti yang lain dalam rangka mengurangi penyakit yang ada dalam diri kita. Baik, Imam Ibnu Qayyim dalam kitabnya Ighatsatul Lahfan Arab ﺇﻏﺎﺛﺔ ﺍﻟﻠﻬﻔﺎﻥ, beliau menyebutkan sebenarnya tiga hal ini adalah teori yang berlaku untuk mengobati hati. Hati kita yang sedang sakit, kita bisa terapi, kita bisa usaha untuk mengobatinya dengan tiga cara yang tadi diterapkan dalam masalah kesehatan fisik. Cara mengobati sakit hati Kata Ibnul Qayyim, cara yang pertama ketika orang mengalami sakit hati kemudian dia ingin menyembuhkannya adalah 1. Menjaga kekuatan hati Menjaga kekuatan hati diistilahkan oleh Ibnul Qayyim dengan ﺣﻔﻆ ﺍﻟﻘﻮﺓ. Bagaimana bentuknya menjaga kekuatan hati? Kata Ibnul Qayyim bentuknya adalah dengan beriman kepada Allah, banyak melakukan ketaatan, mendekatkan diri kepada Allah, atau secara umum semua bentuk ibadah itu akan menjadi ﺣﻔﻆ ﺍﻟﻘﻮﺓ penjaga kekuatan bagi hati manusia. Karena Allah Subhanahu wa Ta’ala mensifati wahyu, mensifati apa yang diturunkan kepada NabiNya sebagai sumber kehidupan bagi hati. Karena itu, bagian yang terpenting agar orang bisa memiliki ﺣﻔﻆ ﺍﻟﻘﻮﺓ penjagaan kekuatan bagi hati adalah dengan banyak belajar, memahami dzikrullah peringatan yang Allah turunkan. Allah Ta’ala berfirman وَكَذَٰلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ رُوحًا مِّنْ أَمْرِنَا ۚ مَا كُنتَ تَدْرِي مَا الْكِتَابُ وَلَا الْإِيمَانُ وَلَٰكِن جَعَلْنَاهُ نُورًا نَّهْدِي بِهِ مَن نَّشَاءُ مِنْ عِبَادِنَا “Demikianlah Kami turunkan kepadamu ruh dari ketetapan Kami yaitu wahyu Al-Qur’an…” Kita lihat, Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebut wahyu dengan ruh. Karena wahyu adalah sumber kehidupan bagi hati manusia. Maka kita mempelajari Al-Qur’an dan Sunnah, kemudian berusaha mengamalkannya, itu adalah sumber kekuatan bagi hati manusia. Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebut bahwa wahyu juga merupakan “Nur” وَلَٰكِن جَعَلْنَاهُ نُورًا نَّهْدِي بِهِ مَن نَّشَاءُ مِنْ عِبَادِنَا “Dan Aku jadikan wahyu ini sebagai cahaya, karena dia menjadi sumber kekuatan bagi hati yang dengan itu Aku beri petunjuk siapa saja di antara hambaKu yang Aku kehendaki.” QS. Asy-Syura[42] 52 Karena itu pemirsa yang berbahagia, dengan kita banyak belajar dan kemudian berusaha mengamalkannya, memiliki ilmu yang nafi’ bermanfaat, sejatinya kita sedang menjaga kekuatan bagi hati. 2. Perlindungan dari sumber penyakit yang baru Sebagaimana dalam penyakit fisik kita disarankan oleh dokter untuk menghindari segala bentuk pantangan, segala bentuk yang bisa memperparah sakit yang ada dalam diri kita, maka kata Ibnul Qayyim demikian pula bagi orang yang sakit hati. Orang yang hatinya sedang sakit harus menghindari pantangan yang bisa menyebabkan penyakit hatinya semakin parah. Ini yang diistilahkan oleh Ibnul Qayyim dengan الحمية من الامراض الجديدة perlindungan dari sumber penyakit yang baru. Hati yang sudah sakit, maka jangan diperparah dengan adanya penyakit yang baru. Apa yang dimaksud perlindungan dari sakit yang baru? Penyakit bagi hati manusia sumbernya adalah semua perbuatan dosa dan maksiat serta penyimpangan yang dilakukan oleh manusia. Ketika kita melakukan berbagai macam maksiat -baik yang besar maupun yang kecil, baik dosanya tersembunyi maupun terang-terangan- semua itu adalah sumber penyakit bagi hati. Karena itu kata Ibnul Qayyim bahwa cara untuk kemudian menghindari adanya penyakit yang baru adalah kita melepaskan diri dari segala bentu maksiat/dosa dan jangan melakukan dosa yang baru. Karena hal semacam ini akan memperparah sakit hati dalam diri kita. Disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menggambarkan dosa yang dilakukan oleh manusia itu ibarat sebuah titik yang ada dalam hati manusia. Kata beliau إِذَا أَخْطَأَ خَطِيئَةً نُكِتَتْ فِي قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ “Apabila seorang hamba melakukan satu kesalahan, maka dititikkan dalam hatinya satu titik hitam.” فَإِذَا هُوَ نَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ وَتَابَ سُقِلَ قَلْبُهُ “Apabila dia memohon ampun, bertaubat, maka hatinya akan dibersihkan.” وَإِنْ عَادَ زِيدَ فِيهَا حَتَّى تَعْلُوَ قَلْبَهُ “Namun kalau dia kembali mengulangi maksiat yang dia lakukan akan ditambahkan titik hitam yang lain sampai titik hitam ini menutupi seluruh permukaan hatinya.” HR. Tirmidzi Ketika seluruh permukaan hatinya sudah ditutupi dengan titik hitam, maka akan sangat sulit ada tembusan hidayah yang bisa menyentuh hatinya. Karena titik hitam ini akan menghalangi dirinya untuk mendapatkan petunjuk yang baru dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. 3. Membersihkan dari unsur-unsur yang membuat hati sakit Dokter menyarankan ketika orang sakit dengan memberikan obat untuk menghilangkan penyakitnya. Dan kata Ibnul Qayyim bahwa dalam penyakit hati juga demikian. Orang bisa menghilangkan penyakit hatinya dengan افتفراع عن المواد المؤذي membersihkan hati dari semua unsur-unsur yang membuat hati itu sakit. Bagaimana bentuknya? Dijelaskan oleh Ibnul Qayyim bahwa bentuknya adalah dengan bertaubat, beristighfar kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena dengan seseorang bertaubat dan beristighfar, maka hatinya akan dibersihkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagaimana dinyatakan dalam hadits riwayat Ibnu Majah, Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda التَّائِبُ مِنْ الذَّنْبِ كَمَنْ لَا ذَنَبَ لَهُ “Orang yang bertaubat dari dosa itu sebagaimana orang yang tidak memiliki dosa.” HR. Ibnu Majah Artinya dosanya dibersihkan. Inilah tiga hal yang disarankan oleh Ibnul Qayyim tentang bagaimana cara yang sangat efektif untuk memiliki hati yang sehat. Ketika seseorang hatinya dalam kondisi sakit disebabkan banyak maksiat, banyak bergaul dengan lingkungan luar yang belum tentu sesuai dengan syariat, Ibnul Qayyim menyebutkan tiga prinsip ini agar kita bisa memiliki hati yang sehat. Sumber video Yufid TV Mari turut menyebarkan catatan kajian tentang “Cara Menghilangkan Sakit Hati” ini di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi yang lain. Barakallahu fiikum..
ceramah tentang hati manusia